Rabu, 09 Januari 2013

(Yamaha Yamalube KYT SND)

Tahun 2012 lalu menjadi tahunnya Tamy Pratama (Yamaha Yamalube KYT SND). Ia layak dijuluki sebagai ‘Spesialis Double Winner’ dengan gelar juara umum ganda di kelas pemula MP3 dan MP4 di Yamaha Cup Race dan Motorprix Region 2 sekaligus. Selain itu, ia juga mengharumkan nama bangsa dengan tampil optimal dan memenangi salah satu race di Yamaha ASEAN Cup Race. Sebab itu, kami rasa sangat pantas jika pebalap muda asal Bandung tersebut kami wawancarai.
Tamy sebenarnya sudah cukup lama malang melintang di dunia balap, ia mengaku sudah mulai membalap sejak kelas 5 SD. Motivasinya saat itu tidak lain adalah untuk mewujudkan mimpinya menjadi pebalap MotoGP. Oleh karenanya sejak tahun 2010 lalu, Tamy mulai aktif mengikuti Yamaha Cup Race yang menggalang spirit ‘Menuju Pentas Dunia’. Terbukti, di tahun ketiganya, pebalap kelahiran 2 Februari 1995 tersebut semakin matang dan berhasil mencapai performa terbaiknya, sehingga bisa menjuarai YCR dan Motorprix, sekaligus terpilih untuk mewakili Indonesia di ajang Yamaha ASEAN Cup Race 2012, Manila.
Prestasi gemilang tersebut menyertai kenaikan Tamy dari kelas pemula ke kelas seeded tahun ini. Ya, para pebalap pemula boleh berlega hati karena pesaing terberat mereka sudah tidak ada lagi, namun sebaliknya pebalap seeded harus lebih waspada. Buat Tamy sendiri, bukan masalah menghadapi pebalap-pebalap seeded, “Intinya harus yakin aja, biar prestasinya sama kayak tahun kemarin,” ungkap Tamy. “Paling karakter balap buat rpm-nya yang harus diubah kalo buat mesin seeded, sama fisik yang lebih kuat,” ujarnya soal persiapan yang ia lakukan.
Keyakinan Tamy juga terlihat dari targetnya tahun ini, yakni kembali menjadi juara nasional. “Biar bisa segera balap di Indoprix,” katanya bersemangat. Untuk dapat mengulangi prestasinya tahun lalu tentu saja tidak mudah, persaingan di seeded sangat ketat, sementara ini adalah tahun pertama Tamy. Menurut Tamy sendiri, kunci utama kesuksesannya tahun lalu adalah disiplin. “Disiplin latihan fisik, makan, dan istirahat teratur, juga perbanyak latihan teknik,” ungkap alumni Yamaha Riding Academy 2011 tersebut. “Khusus latihan fisik, paling sehari-hari lari sama angkat beban ringan di rumah, dan berenang seminggu sekali,” tambahnya. Sementara untuk motor, Tamy nampaknya sudah klop dengan Agus Klaten, mekanik yang membawa motor tunggangannya jadi juara.
Pengalaman balap di Yamaha ASEAN Cup Race 2012, juga menjadi motivasi tersendiri buat Tamy. Maklum, sebab ini adalah kali pertama Tamy jalan-jalan ke luar negeri sekaligus balapan dengan pebalap luar. Tamy berkisah bahwa salah satu yang membuatnya bangga adalah pujian dari para pebalap Asia untuk Indonesia. “Indonesia is number one, semua pebalap Asia bilang begitu” katanya bangga, seraya menambahkan bahwa untuk kelas underbone (bebek), Indonesia memang lebih baik. Meski begitu, ia tetap menyayangkan karena di tanah air tidak ada fasilitas sirkuit besar yang layak untuk balapan sekelas Motogp seperti di Sepang, Malaysia. Padahal fasilitas yang memadai dapat mendorong prestasi para pebalap nasional. “Kalo kita sudah ada sirkuit besar seperti Sepang, pebalap Indonesia pasti bisa balap MotoGP dan bisa lebih berprestasi,” ujarnya.
Bukan berarti tidak ada fasilitas lalu lantas berputus asa juga. “Jangan pantang menyerah aja, dan harus punya keyakinan yang tinggi. Semakin kita berusaha, apa yang kita inginkan pasti bisa tercapai,” pesan Tamy untuk pebalap-pebalap muda lainnya

Senin, 07 Januari 2013

VR46 vs JL99 akan ke indonesia




Rossi dan Lorenzo ketika masih membela Yamaha di musim 2010.
Duet pebalap andalan tim Yamaha Factory Racing Jorge Lorenzo dan Velentino Rossi siap menyapa kembali penggemarnya di Indonesia, akhir Januari 2013. Kunjungan Rossi ini menjadi yang pertama  setelah sempat keluar dari tim Yamaha dan membela Ducati di dua musim( 2011-2012).
"Mereka jadi datang di pekan terakhir bulan ini," komentar Sutarya, Direktur Penjualan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing kepada LBY, akhir pekan lalu.
Kedatangan duet pebalap itu sekali lagi mempromosikan Yamaha di kejuaraaan sekaligus temu kangen dengan para penggemarnya di Indonesia. Sutarya masih tidak mau menjelaskan seperti apa acara yang disiapkan, termasuk daerah mana saja yang akan dikunjungi keduanya. Mereka juga menandai kalau Yamaha Indonesia masih ikut menyeponsori tim balap Yamaha Factory Racing melalu slogan "Selalu di depan" di ajang MotoGP.

Minggu, 06 Januari 2013

Yang muda Yang berprestasi

Di balapan road race, kelas bebek standar pemula 115 dan 125 cc banyak diminati pembalap usia belia. Di antaranya seperti IRVAN RIYADHOH,SYAMSUL ARIFIN dan YOGA DIO.

Dengan usia yang rata-rata di bawah 13 tahun, mereka enggak canggung-canggung beradu skill dengan pembalap pemula lainnya yang lebih berpengalaman. Bahkan dari Makassar ada nama Agung Didu pembalap yang baru berumur 9 tahun sudah turun di kelas bebek standar 115 cc, pemula.

Munculnya pembalap-pembalap belia di kelas pemula, tentunya menunjukkan perkembangan yang positif terhadap balap motor nasional. Namun alangkah baiknya, bila untuk anak-anak di bawah umur yang ingin balapan diberlakukan aturan khusus. Contohnya kelas yang dibedakan atau jumlah lapnya enggak terlalu banyak hal tersebut berkaitan dengan masalah psikologis anak kecil. Jangan sampai potensi mereka jadi berhenti gara-gara timbul trauma setelah mengalami insiden saat balapan.

Topan Jalani Pemulihan Pascaoperasi Bahu

Topan Jalani Pemulihan Pascaoperasi Bahu
:
  Rafid Topan Sucipto, Pebalap Motor


Pebalap Indonesia yang akan berlaga di ajang Moto2, Rafid Topan Sucipto, sedang menjalani masa pemulihan pascaoperasi bahu. Topan diperkirakan dapat memulai latihan balap motor lagi pada akhir Januari.
"Cedera bahu yang dialami Topan adalah cedera lama yang belum sembuh secara sempurna. Saat menjalani masa latihan di Qatar dan Spanyol, pada November dan Desember 2012, bekas cedera itu kembali terasa sakit dan mengganggu penampilan Topan. Getaran dari sepeda motor 600 cc sangat keras sehingga perlu tangan dan bahu yang kuat untuk mengendalikannya," kata A Judiarto, ketua IMI DKI Jakarta, yang mendukung Topan maju ke  tingkat internasional, Sabtu (5/1/2013), di Jakarta.
Topan menjalani operasi penyambungan tulang bahu kiri di Yogyakarta pada akhir Desember 2012. Berdasarkan keterangan dokter, Topan memerlukan waktu sekitar empat minggu untuk memulihkan kondisinya dan mulai berlatih lagi.
"Akhir Desember dipilih menjadi tanggal operasi karena musim kompetisi baru dimulai pada Maret 2013. Dengan demikian, saya memiliki cukup waktu untuk menjalani masa pemulihan dan latihan intensif pasca-pemulihan," kata Topan.
Untuk menjaga kondisi, Topan tetap menjalani latihan fisik ringan yang tidak mengganggu bahu kirinya. Latihan diperlukan agar Topan tetap bugar saat cedera pulih dan langsung siap berlatih. "Saya berharap segera pulih dan dapat memulai latihan intensif lagi. Saya bersemangat untuk tampil sebaik-baiknya di Moto2 musim ini," kata Topan.
Sebelum menjalani operasi, Topan menunjukkan penampilan yang bagus dalam beberapa sesi latihan resmi dan tidak resmi. Juara nasional Indoprix 2012 di kelas 110 cc itu mampu beradaptasi dengan baik dan mendapat pujian dari para pelatih dan kru tim.
Topan berhasil mempertajam catatan waktu dalam latihan selama 1,5 bulan. Pada saat pertama mengendarai motor 600 cc, catatan waktu terbaik Topan terpaut 3,5 detik dari Anthony West, rekan setimnya, yang menjadi runner-up di seri Australia, Oktober tahun lalu. Kini, catatan waktu terbaik Topan hanya terpaut 0,5 detik dari West.

Selasa, 01 Januari 2013

Seting Road Race Untuk Pembalap Gambot

Yamaha Jupiter-Z, Seting Road Race Untuk Pembalap Gambot

Punya pembalap dengan bobot lebih dari 60 kg, merupakan tantangan berat bagi seorang mekanik. Harus kerja keras untuk membuat mesin yang tak hanya performanya lebih gahar, tapi juga harus tahan digeber sejauh 30 km di lintasan balap.

Bagi mekanik kemarin sore, pasti sudah menghabiskan obat sakit kepala satu kardus. Pusing, coy. Tapi, buat mekanik kawakan sekelas Heru Kate, tak perlu riset lama, karena sudah punya jurusnya. Hasilnya, meskipun mempunyai berat badan lebih dari 60 kg, Agus setiawan tetap menjadi juara umum di Yamaha Cup Race kelas Bebek 110 4-tak Tune Up (MP2) musim 2012.

Berat badan bukan masalah sepele. Karena, berat badan sangat berpengaruh di balapan, khususnya balapan motor bebek yang tenaganya tak sebesar motorsport. Di ilmu teknik mesin, kita mengenal istilah power weight to ratio. Artinya, perbandingan antara berat dengan tenaga mesin. Makin rendah hasil perbandingannya, makin ringan kerja mesin dan motor pun makin cepat.

Mengatasi berat, kuncinya denga memainkan kompresi mesin. Kompresi dibikin lebih tinggi daripada pembalap yang berbobot kurang dari 60 kg. “Untuk pembalap lain di sirkuit tertentu, biasanya kompresi cuma 13 : 1 atau bahkan 12 : 1. Tapi, untuk Agus Setiawan, aku mematok kompresi 13,6:1,” tegas Heru Kate, andalan tim Yamaha Yamalube TDR FDR NHK Yonk Jaya.

Kompresi tinggi, membuat mesin lebih galak di putaran bawah. Tenaganyanya lebih responsif. Hal ini ampuh membuat motor melesat kendati dipacu pembalap gambot.

Meski begitu, ada konsekuensinya. Putaran atas jadi lebih memble. “Gak papa mengorbankan putaran atas. Toh di YCR banyak memakai sirkuit non permanen. Trek lurusnya tak lebih dari 300 meter,” tambah pria yang akrab disapa Pakde ini.

Resiko selanjutnya mesin gampang jebol. Karena, kompresi tinggi membuat suhu mesin gampang melonjak. Hal ini disiasati dengan membuat aliran kabut bahan bakar lancar. Sehingga, membantu mendinginkan mesin.

Mulai menjejalkan spuyer ukuran 108/60 ke dalam Karburator PWK bermoncong 28. Biar alirannya lancar, durasi kem dipatok 272 derajat yang menggerakkan Klep sonic 28 dan 23 mm.

Spuyer besar dan klep besar, otomatis debit bahan bakar melimpah. Kemudian dikompresi piston TDR 55,25 mm. Kabut bahan bakar ini diledakkan saat 36 derajat sebelum TMA