Minggu, 09 Desember 2012

Rapid Topan, Baru Operasi Di Jogja

Rapid Topan, Baru Operasi Di Jogja, Fisik Digenjot..!


Pernah merasakan satu benda dalam tubuh yang aslinya bukan punya kita? Pasti ndak uenaaak, broist! Itulah yang dirasakan Rafid Topan Sucipto dalam setahun belakangan. Di bahunya terpasang pen sekitar 20 cm untuk menyambung tulang yang patah saat kejurnas Supersports 600 di Sirkuit Sentul tahun lalu.
Saat ikut seri pamungkas Moto2 di Sirkuit Valencia, Spanyol dan tes-tes lanjutannya, benda asing itu mengganjal performanya. Pembalap dari Tanjung Priuk itu telah resmi jadi kontestan Moto2 musim 2013 dengan tim QMMF Racing Team. Di level kejurnas dan ARRC yang paling tinggi 15 laps tak begitu terasa. Eces, cui.
Tapi di ajang Moto2 yang dua kali lipatnya tentu beda. Lama-lama pergerakan di lintasan kian kendur. Saat tes di Valencia misalnya, ia hanya sanggup 50 laps dari 100 yang ditargetkan. “Karena itu saya barusan operasi di rumah sakit Yogyakarta untuk mengangkat pen. Mumpung jadwal latihan bersama QMMF masih longgar. Dalam beberapa hari ini badan jauh lebih nyaman, bergeraknya nggak sekaku sebelumnya,” cerita Topan yang makin teratur menggenjot kebugaran fisiknya. Karena operasi itu dia tidak ikut seri terakhir IRS di Sentul, 9 Desember 2012.
Ia sadar stamina  berpengaruh di ajang Moto2. Itulah PR-nya di sisa waktu sebelum seri perdana Moto2 April 2013 nanti. “Ada peningkatan setelah menjalani program yang tersusun dari tim. Sekarang mampu berlari 1 jam 40 menit non stop dengan speed 12. Jauh meningkat dari sebelumnya. Itu belum cukup dan harus tetap ditingkatkan,” kata Topan.
 Persiapan teknis berikutnya akan menjalani sesi latihan pertengahan Desember di Sirkuit Losail, Qatar. Ya, tentu bersama Anthony West (Australia), mereka akan menguji pacuan QMMF yang disiapkan musim depan. Selanjutnya latihan bergeser ke Inggris pada Januari 2013.
Sekitar 3 bulan ke depan Topan akan padat persiapannya menghadapi seri pembuka GP Qatar (7 April). Dari aspek teknisnya, dia harus banyak belajar membiasakan dengan sasis dan mesin Moto2. “Motor Moto2 antara liar dan tidak. Kita anggap nggak bisa belok, ternyata dengan pelintir selong gas tiba-tiba motornya bisa searah. Ini kan karakter yang harus ditaklukkan. Hendlingnya jauh dengan supersports 600 cc yang setahun ini saya rasakan,” jelas Topan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar